Kamis, 04 Agustus 2011

KRITIK MENGGELITIK DALAM PANDANGAN ISLAM

Sebarkan Tulisan ini :

Ada dua pepatah yang sudah sangat familiar di telinga kita, yaitu “nobody’s perfect” dan “tak ada gading yang tak retak”. Maknanya, tidak ada manusia yang sempurna karena kesempurnaan hanya dimiliki oleh Allah Swt. Setiap orang memiliki kelemahan dan kekurangan, namun setiap orang juga pasti memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Kekurangan yang dimiliki bertujuan agar kita tidak menjadi pribadi yang sombong dan kelebihan yang dimiliki bertujuan agar kita menjadi pribadi yang bersyukur.
Manusia adalah makhluk yang lemah.  Dari tukang becak sampai presiden sekalipun, pasti memiliki kekurangan dan pernah berbuat salah. Bahkan, Nabi Muhammad saw, pemimpin terhebat sepanjang sejarah umat manusia – menjadi urutan nomor 1 dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia dalam buku Michael Heart – pernah dikritik oleh Allah Swt saat beliau menghiraukan seorang buta bernama Abdullah bin Ummi Maktum yang datang kepadanya ingin bertanya tentang Islam.
Saat itu dikisahkan Nabi Muhammad saw bermuka masam dan memalingkan pandangan dari si buta karena sedang menjamu para pembesar Suku Quraisy. Atas sikapnya ini, Allah Swt langsung mengkritik beliau yang diabadikan di dalam Al-Quran Surat ‘Abasa.Kalau seorang Nabi saja pernah kena kritik, apalagi kita yang manusia biasa? Hehehe.. Terkadang memang berat untuk menerima kritik. Tapi ya kritik ini adalah ujian, dan yang namanya hidup ya pastinya penuh ujian. Seperti apa yang pernah disampaikan oleh Socrates.
“Hidup yang tidak teruji adalah hidup yang tidak layak untuk dihidupi. Hanya ada satu tempat di dunia ini dimana manusia terbebas dari segala ujian hidup, yaitu KUBURAN. Tanda manusia tersebut masih hidup adalah ketika dia mengalami ujian, kegagalan, dan penderitaan. Lebih baik kita tahu mengapa kita gagal, daripada tidak tahu mengapa kita berhasil”
Khalifah Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Jangan melihat siapa yang berbicara, tapi lihatlah apa yang dibicarakan”. Maknanya, kita harus bisa bersikap terbuka menerima kritik dari siapa saja, karena kebenaran bisa datang dari mana saja, bahkan seorang anak kecil atau mungkin dari seekor binatang.
Salah satu kisahnya adalah Nabi Sulaiman, seorang nabi yang diberikan kecerdasan serta mukjizat luar biasa dari Allah Swt. Dia adalah raja pada zamannya, yang bahkan jin pun tunduk kepadanya. Namun tetap saja masih ada ilmu pengetahuan yang tidak diketahui oleh beliau, dan pengetahuan tersebut malah diketahui oleh seekor burung kecil bernama Hud-Hud, yang kemudian memberikan kritik kepada Nabi Sulaiman.
“Maka tidak lama kemudian (datanglah Hud-Hud) lalu ia berkata, ‘Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa padamu dari Negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.’” (QS. An-Naml [27]: 33)
Belajar Dari Nabi Ibrahim
Di dalam Al-Quran banyak kisah tentang kritik yang dilakukan para nabi, dan salah satunya adalah Nabi Ibrahim as yang mengkritik ayahnya sendiri yang masih setia menyembah berhala. Mari kita simak bersama bagaimana Nabi Ibrahim mengkritik kesalahan dan kekeliruan ayahnya yang terangkum dalam QS. Maryam [19]: 41-43.
QS.19:42. “Ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya, ‘Wahai ayahanda tercinta, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun?’”
QS.19:43. “Wahai ayahanda tercinta, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.”
QS.19:44. “Wahai ayahanda tercinta, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, Allah Swt.”
QS.19:45. “Wahai ayahanda tercinta, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu akan menjadi kawan bagi syaitan.”
Mari kita telaah dan analisa bersama. Dalam ayat di atas, kita bisa menyimak bagaimana gaya bahasa Nabi Ibrahim ketika mengkritik ayahnya yang dimulai di ayat ke-42. Nabi Ibrahim menggunakan kata “yaa abatii” yang berarti “wahai ayahanda tercinta”. Nabi Ibrahim tidak menggunakan kata “yaa abii” atau “ayahku” meskipun bermakna sama. Panggilan dengan menggunakan “yaa abatii” adalah panggilan kasih sayang.
Nabi Ibrahim tahu betul bahwa ayahnya telah melakukan kesalahan yang fatal karena menyembah patung, namun dia tidak pernah menghujat ataupun mengecam ayahnya. Dia tetap memanggil ayahnya dengan panggilan penuh hormat dan santun. Penghormatannya tidak berkurang sedikitpun.
Memang seperti itulah ajaran Islam. Jika orang tua musyrik dan mengajak kita kepada kemusyrikan, maka sebagai anak kita tidak perlu patuh terhadap apa yang mereka perintahkan. Namun kita tetap harus menghormati mereka sebagai orang tua.
Allah Swt berfirman, “…Dan jika mereka (orang tua) bersungguh-sungguh mempengaruhimu supaya kamu menyekutukan Aku dengan sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu turuti mereka. Tetapi berkawanlah dengan mereka di dunia ini dengan cara yang baik; dan ikutilah jalan orang bertaubat kepadaku; kemudian kepada-Ku lah tempat kembalimu, maka akan kujelaskan kepadamu apa-apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Luqman: 14-15)
Ayat di atas menjelaskan bagaimana sikap kita dalam menghadapi ajakan orang tua untuk menyekutukan Allah. Kita tidak perlu patuh terhadap perintah kemusyrikan mereka namun kita harus tetap hormat dan baik dengan mereka. Hal ini karena kemusyrikan orang tua dengan hormatnya kita kepada mereka adalah dua hal yang berbeda.
Kemusyrikan mereka berurusan langsung dengan Allah SWT (habluminallah) dan bakti kita terhadap orang tua adalah hubungan antarsesama manusia (habluminannaas). Inilah indahnya ajaran yang dibawa oleh Islam dalam hal hubungan antarsesama manusia, terutama terhadap orang tua. Sebuah keindahan yang tidak dapat dicapai oleh agama apapun, selain Islam.
Selanjutnya, setelah Nabi Ibrahim memanggil ayahnya dengan panggilan hormat dan sayang, dia mulai menyampaikan kritiknya dengan pertanyaan, “Kenapa ayahanda menyembah sesuatu yang tidak bisa mendengar, melihat atau berbuat apa-apa?” Dalam hal ini, Nabi Ibrahim mencoba mengajak ayahnya untuk berpikir bersama tentang kekeliruan yang dilakukan dan tidak langsung memvonis, “Anda sesat wahai ayah, tempatnya di neraka tuh, ati-ati!” hehe..
Itulah salah satu cara menyampaikan kritik yang baik. Ayahnya pun yang diberikan pertanyaan oleh Nabi Ibrahim tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Selanjutnya baru setelah itu Nabi Ibrahim melanjutkan kritiknya dengan memberikan saran, seperti yang tertulis di ayat 43, “Wahai ayahanda, sungguh telah datang kepadaku sedikit ilmu yang mungkin tidak engkau miliki maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus”.
Nabi Ibrahim dengan rendah hatinya mengatakan bahwa dia hanya punya ‘sedikit ilmu’ yang bisa mengantarkan ayahnya ke jalan yang lurus. Ya kurang lebih seperti itulah cara menyampaikan kritik dan saran yang terbaik. Jangan ada kesan seolah-olah kita ini yang paling hebat, paling pinter, paling tau segalanya. Bisa-bisa bukannya kita yang mengkritik, malah nanti kita yang kena kritik, “Ahh dasar sotoy lo!” :D
Setelah itu di ayat 44 dan 45, barulah Nabi Ibrahim menyampaikan masukan dan memberikan peringatan tegas kepada ayahnya untuk tidak mengikuti langkah-langkah syetan dengan menyembahnya, karena akan terkena azab Allah Swt.
Seni Mengkritik
Berikut adalah sedikit tips & tricks dari saya dalam mengkritik seseorang.
1. Luruskan niat. Saat kita ingin mengkritik seseorang, baik itu teman, sahabat, pacar, mantan, gebetan, HTS-an, ataupun yang lainnya, pertama kalinya yakinkan diri bahwa kritik yang disampaikan bertujuan untuk membuat orang-orang tersebut tahu akan kesalahannya dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
2. Lihat situasi dan kondisi. Sebelum ngasi kritik, cari dulu waktu yang tepat dan enak untuk berdiskusi. Contoh waktu yang tidak baik misalkan seorang istri mengkritik suaminya di waktu sang suami abis pulang dari kantor dengan tampang kusut dan muka kelipet. Kalo seperti itu kejadiannya, sudah bisa dipastikan terbang semua itu piring-piring di rumah hehehe..
3. Jangan emosi. Sampaikan kritik dengan tenang tanpa emosi, karena biasanya kalo marah bicaranya akan jadi ngalor ngidul dan tidak jelas apa yang ingin disampaikan, sehingga bisa terjadi kesalahpahaman. Caranya juga harus manis, seperti misalkan ajak dulu minum kopi atau makan bakso bareng. Setelah kenyang, baru deh silahkan menyampaikan kritik kepada orang yang bersangkutan, sukur-sukur dia ga tidur karena kekenyangan.
4. Pakai bahasa yang santun. Kritik itu penting bos, namun yang lebih penting adalah cara menyampaikannya agar orang yang dikritik tidak merasa direndahkan, dilecehkan ataupun disakiti perasaannya. Janganlah memanggil dengan panggilan dari makhluk-makhluk planet mars seperti monyet, kuda, kerbau, domba, dlla. Namun, panggillah dengan panggilan hormat dan sayang sehingga kritik yang disampaikan bisa diterima dengan baik. Bagaimana mungkin seseorang akan menerima kritikan dan saran jika hati dan perasaannya sudah tersakiti?
5. Jangan mempermalukan. Pantangan dalam mengkritik adalah jangan sekali-kali mengkritik didepan orang banyak. Karena hal itu dapat diartikan sebagai upaya mempermalukan dirinya. Nanti yang ada malahan orang yang dikritik lebih sibuk membela diri dan yang lebih parahnya lagi, mungkin bisa sampe kencing di celana karena menahan rasa malu dikritik depan orang banyak hehehe..!!
Seni Menerima Kritik
Setelah belajar seni mengkritik, nah sekarang belajar seni menerima kritik. Menurut saya pribadi, jauh lebih sulit menerima kritik daripada memberikan kritik. Saya pun terkadang kalo terima kritik rasanya kuping panas bener hahaha.. Karena kalo cuma mengkritik sih semua orang juga bisa, makanya kenapa biasanya komentator sepakbola itu lebih jago dari pemain bola itu sendiri.
Orang harus bisa menerima kritik, karena kalau kita hanya dikelilingi oleh orang-orang yes-man atau ABS (Asal Bapak Senang) maka disitulah awal kehancuran. Pertanyaannya sekarang, apa yang harus dilakukan untuk bisa menerima kritik? Nah berikut tips & tricks nya ya. Karena menerima kritik lebih susah dari mengkritik, saya kasih tipsnya banyakan.
1. Shut up and listen! Ini hal yang paling penting. Biasanya nih ya saat orang memberikan kritik, bukannya kuping kita yang mendengarkan dengan baik, tapi malah mulut kita yang sibuk mencari pembenaran atas apa yang dilakukan. Betul kan? Nah makanya hal yang paling baik dalam menerima kritik adalah diam dan dengarkan. Dengerin dulu apa yang mau disampaikan, kalo orangnya udah selesai ngomong baru sampaikan klarifikasi kita.
2. Jangan bersikap defensif atau membela diri. Sedikit banyak mirip dengan yang pertama. Biasakan untuk tidak langsung menolak kritik yang disampaikan orang lain, apalagi bereaksi berlebihan alias lebay-dot-com. Karena biasanya, saat orang tidak defensif terhadap kritik, orang yang mengkritik pun akan dengan senang hati akan menolong. Tapi kalau sikap kita defensif, bisa jadi nanti malah disumpahin, “Udah biarin aja dikasitau juga ga mau denger. Liatin aja nanti kena batunya nih anak!” Nah gawat kan? Hahaha..
3. Kenyataan tidak ada manusia yang sempurna. Seperti yang sudah kita tahu bersama bahwa tidak ada manusia yang sempurna karena kesempurnaan hanya dimiliki oleh Allah Swt. Manusia itu tempatnya salah dan alpa. Jadi kalo ada yang mengkritik, yaudah terima aja sebagai kenyataan bahwa kita jauh dari kata sempurna.
4. Semangat memperbaiki diri. Pada Prinsipnya setiap orang itu kan ingin menjadi lebih baik. Makanya yakinkan diri kalo ada kritik yang datang, positive thinking aja ini untuk kebaikan diri sendiri. Kritik akan menunjukkan kekurangan kita sehingga dapat segera diperbaiki.
5. Perhatikan isi kritik dengan seksama. Memang sih yang namanya kritik itu biasanya pedas, ganas, trengginas, dan bikin telinga panaasss! Tapi jangan keburu emosi dulu bos, pikirkan sisi baik dari kritik tersebut. Orang mempunyai kecenderungan hanya mendengar hal-hal negatif dari sebuah kritik dan tidak menghiraukan hal-hal positif yang sesungguhnya bisa diambil. Selalu ambil hal yang positif untuk menghindari kesalahan yang sama di masa depan.
6. Never take it personally. Hillary Clinton pernah berkata, “Take criticism seriously, but not personally. If there is truth or merit in the criticism, try to learn from it. Otherwise, let it roll right off you.” Maknanya adalah, ambil kritik secara serius untuk melihat apa memang benar ada kesalahan dalam diri kita, dan bukan secara personal. Maksudnya personal disini adalah, misalkan kita abis dikritik sahabat kita, karena kita kesel, akhirnya putus silaturahmi.
7. Selalu bersyukur. Kalau ada orang yang mau mengkritik kita, itu artinya dia sayang dan peduli sama kita. Jadi harus banyak-banyak bersyukur jika ada yang mengkritik karena orang tersebut mau mengorbankan waktu dan perhatiannya untuk kita. Always say thanks and be grateful okey!
8. Nikmati dan enjoy aja. Kritik itu pada dasarnya hal yang normal, tergantung respon kita mau menanggapi dengan senyum, marah, cemberut atau nangis. Nikmati setiap masukan yang diberikan orang lain, meskipun mungkin cara penyampaian kritik yang diberikan tidak sesuai dengan yang kita inginkan.
9. Cuekin kalo kritiknya destruktif (menjatuhkan). Kalau kita mendapat kritik yang bersifat destruktif dan bukan konstruktif (membangun), maka cara yang paling efektif adalah, cuekin aja!! hehehe.. Karena kalo kita dengerin, yang ada nanti mempengaruhi pikiran kita dan produktivitas jadi terganggu. Contoh kritikan destruktif biasanya diselipi kata bodoh, dodol, odong, atau kata-kata lainnya yang bisa melemahkan rasa percaya diri.
10. Focus to your next step. Ini dia nih pamungkasnya. Saat mendapat kritik, ya sudah akui memang kita salah, tapi jangan terus menerus terpaku dengan kritik yang didapat tanpa melakukan hal apapun setelah itu. Hal yang harus kita lakukan adalah mengambil pelajaran dari kesalahan yang dilakukan lalu bangkit, memperbaiki diri dan menatap ke depan untuk masa depan yang lebih baik.
Yak, sekian tulisan tentang kritik menggelitik, semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman semua. Tulisan ini juga menjadi pengingat bagi diri saya pribadi. Satu hal yang pasti, kritik itu seperti obat, yang mungkin terasa pahit di awal, tapi ada kebaikan yang dibawa, yaitu untuk membuat kita tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan berkembang.
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar